Kopi Luwak Lampung Barat

Kopi luwak adalah kenikmatan cita rasa kopi Indonesia yang telah menjadi legenda bagi pecinta kopi lokal maupun internasional. Luwak pensortir kopi adalah musang bulan yang hidup di hutan tropis, salah satunya di taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Propinsi Lampung merupakan ujung selatan dari TNBBS, dimana kelestarian hutan dengan flora dan faunanya harus tetap terjaga.

Kopi olahan masyarakat, khususnya di Propinsi Lampung masih memiliki standar mutu yang rendah (kualitas asalan). Hal ini terjadi karena panen kopi masyarakat umumnya tidak memilih antara biji yang masak dan masih hijau.

Proses pengolahan juga masih memiliki mutu yang rendah. Penjemuran masih dilakukan tanpa alas, sehingga dapat menyebabkan terkontamininasi dengan kotoran. Karena itu, biji kopi yang dihasilkan juga memiliki mutu asalan. Namun diantara permasalahan tersebut, perkebunan kopi di Propinsi Lampung memiliki simpanan yang sangat berharga dan berpotensi sangat besar, yaitu Kopi Luwak.

Kopi luwak adalah kopi yang dihasilkan dari pensortiran secara alami dengan oleh musang bulan. Musang Bulan memakan buah kopi arabika dan Robusta di kebun kopi petani setempat dan menghasilkan biji kopi pilihan untuk cita rasa kopi tertinggi. Buah kopi arabika/Robusta yang disortir dengan insting Luwak menghasilkan biji kopi dengan standar mutu dan hasil cita rasa kopi terbaik. Pengolahan secara tradisional membuat kopi olahan menjadi lebih terasa kental dengan cita rasa Indonesia yang kaya dengan budaya nenek moyang yang luhur dan terus terjaga.

Kopi Luwak sebagai warisan budaya nenek moyang yang telah terkenal sampai dunia menjadi salah satu komoditas dan identitas perkebunan di Indonesia, dan khususnya Propinsi Lampung. Sebagai pewaris budaya bangsa, kami dengan bangga menghadirkan kopi luwak Lampung Barat. Keaslian dan kepuasan menikmati kopi luwak.

Penangkaran musang bulan juga merupakan langkah konservasi fauna Indonesia yang habitatnya semakin sempit oleh pembukaan lahan baru oleh penduduk untuk dijadikan lahan perkebunan. Mutiara yang tersimpan di hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, yaitu kopi luwak memberikan harapan untuk peningkatan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan dan budaya Indonesia.

Daerah perkebunan kopi di Propinsi Lampung dimulai dari Tanggamus, Sumberjaya, Way Tenong, Ranau, Krui atau Pesisir Barat. Kopi luwak alami didapatkan dari buah kopi yang dimakan oleh luwak dan dikeluarkan dalam kotorannya dalam bentuk biji utuh. Luwak hanya memakan buah kopi dengan kualitas baik dan langsung di pohon kopi, oleh karena itu kopi luwak hanya akan ada bila buah kopi di kebun mulai memerah dan akan panen. Kopi luwak alami sulit didapatkan karena kotoran (feces) Luwak yang berupa biji kopi kadang tersembunyi diantara bebatuan dan dahan kayu, sehingga sulit ditemukan oleh petani. Hal ini menyebabkan biji kopi luwak menjadi tercemar dan telah membusuk.



Dari sekian banyak produsen kopi berkualitas tinggi didunia Lampung – khususnya Kabupaten Lampung Barat – merupakan salah satu provinsi yang memiliki aset produksi kopi tertinggi di Indonesia. Dengan topografi yang berbukit dan beriklim tropis nan sejuk sangat pas untuk budidaya biji kopi berkualitas tinggi.

“Adapun komoditas unggulan yaitu Kopi Arabika dan Robusta. Masyarakat yang terlibat dalam usaha tani kopi di Kabupaten Lampung Barat mencapai 92,24% dari total angkatan kerja yang ada dengan 40.135 KK  berbasis komoditas kopi.  Kontribusi subsektor perkebunan terhadap PDRB Kabupaten Lampung Barat sebesar 42,41% yang didukung dengan tingginya produksi kopi pada tahun 2007 yaitu 38.419,3 ton.  Jumlah ini bila disetarakan dengan harga kopi Rp. 15.000/kg, maka sumbangan komoditas kopi bagi peningkatan pendapatan daerah mencapai Rp. 576,288 milyar.”


Akhir-akhir ini publikasi kopi luwak cukup santer di Stasiun Televisi Nasional, menyusul publikasi serupa dari Stasiun TV luar negeri, tapi apa sebenarnya kopi Luwak itu?  
Dalam beberapa tahun terakhir ini, kemashuran kopi Luwak Indonesia telah menjadi bahan pembicaraan di beberapa kafe di Dunia terutama di London dan Negara-negara Persemakmuran seperti Hongkong, Singapura dan sebagainya.   Hal ini tidak terlepas dari jasa David Cooper pencipta kopi “Caffe Raro” yang berasal dari racikan kopi Blue Mountain dari Jamaica dengan Kopi Luwak Indonesia.
Kopi Luwak adalah jenis kopi biasa yang telah dimakan oleh hewan bernama luwak atau musang.  Di dalam system pencernaan Luwak, biji kopi tidak dapat dicerna secara sempurna sehingga keluar lagi dalam bentuk biji utuh bersama feces Luwak.
Luwak amat menyukai buah-buahan segar termasuk buah kopi sebagai makanannya.  Biji kopi dari buah kopi terbaik itulah yang digemari luwak, setelah dimakan dibuang beserta kotorannya, yang sebelumnya difermentasi dalam perut luwak.  Biji kopi seperti ini, pada masa lalu sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan difermentasikan secara alami.  Dan menurut keyakinan, rasa kopi luwak ini memang benar-benar berbeda dan spesial di kalangan penggemar dan penikmat kopi. 


Luwak termasuk dalam family Viverridae (Civets Family) yang terdiri dari beberapa Genus antara lain Viverra, Prionodon, Paradoxurus, dan Arctictis. 
Hampir semua jenis Luwak terutama dari Genus Paradoxurus dan Arctictis mampu memproduksi kopi luwak. Beberapa species Luwak terdapat di Asia Tenggara, tetapi yang menghasilkan Kopi terbaik adalah Luwak asal Indonesia (Paradoxurus Hermaphrodirus) yang habitat utamanya berada di hutan-hutan Pulau Sumatra dan Jawa.
Secara tradisional petani memungut kotoran Luwak di sepanjang Bukit  Barisan dari Padang sampai Lampung, dan dari pegunungan Gayo Aceh sampai dengan Bukit Tinggi, serta di lereng gunung Ijen di Jawa Timur. Di lokasi-lokasi itulah terdapat perkebunan  Kopi yang menjadi habitat Luwak.
Produksi Kopi Luwak dari tahun ke tahun semakin merosot, seiring dengan merosot-nya  populasi Luwak.
Luwak dianggap sebagai hama, atau binatang perusak, karena selain buah kopi,  Luwak juga menyukai buah-buahan lain seperti Pisang, Coklat, Pepaya, dan buah segar lainnya. Perilaku yang demikian menjadikan luwak sebagai binatang hama yang diburu petani.

PEMELIHARAAN

Tidak gampang me-melihara dan me-ngembang  biakkan luwak. Melalui serangkaian proses percobaan ”trial and error” yang panjang akhirnya binatang tersebut bisa dipelihara dan dikembangbiakkan.  Sampai saat ini kelompok produsen Kopi Luwak yang tergabung dalam Kelompok Kerja  Luwak Pesagi Mandiri Lampung Barat telah mempunyai 200 ekor Luwak  dewasa dan 10 ekor Luwak kecil, dengan total Produksi per bulan mencapai 1.000-1.200 kg per bulan.   Produksi kopi luwak melalui sistem penangkaran luwak ini memberikan jaminan mutu yang jelas, karena dapat dibuktikan asal usulnya dibandingkan jika harus mengumpulkan kopi luwak liar dari kebun-kebun petani.
Luwak (Paradoxurus Hermaphrodirus) termasuk binatang buas (Carnivora) pemakan daging yang aktif dimalam hari (nocturnal).  Selain itu, binatang ini juga menyukai buah–buahan seperti buah aren, Pepaya, Pisang  dan buah Kopi.  Karena pemakan daging, binatang ini cenderung berperilaku kanibal bila dikumpulkan dengan luwak yang lebih kecil, karenanya kandang dibuat satu per satu.  Untuk memenuhi kebutuhan protein,  seminggu sekali perlu diberi daging ayam dan selama tidak ada buah kopi, Luwak diberi makan buah-buahan (pisang, pepaya atau lainnya).
Pada musim panen kopi, luwak dapat menghabis-kan  2,50 – 3,0 Kg buah kopi segar per hari.  Buah kopi yang dimakan mengalami  proses fermentasi selama +12 jam dalam sistem pencernaan luwak yang mengandung berbagai macam enzim.  Biji kopi yang tidak dapat dicerna kemudian keluar bersama feces pada proses ekskresi.
Luwak adalah binatang yang suka tinggal di tempat yang bersih. Bahkan ketika membuang kotoranpun luwak memilih tempat yang bersih, misalnya di tanah yang kering, di atas bebatuan, dan di atas batang pohon yang tumbang.  Karenanya, kandang pemeliharaan luwak harus dijaga kebersihannya setiap hari. Secara berkala luwak dipantau kesehatannya oleh Dokter Hewan setempat.
Feces yang keluar dari perut luwak kemudian dipanen dan segera dikeringkan dengan sinar matahari (sun drying).  Kopi luwak yang berbentuk gumpalan-gumpalan kering ini kemudian disortir, dikemas dan siap dijual.  


PRODUKSI
 
Tiap ekor luwak dewasa rata-rata menghasilkan kopi luwak kering 0,2-0,3 kg/Ekor/Hari.  Dari 200 ekor luwak dewasa yang dipelihara dihasilkan kopi luwak dengan rincian sebagai berikut : 200 ekor luwak, setiap hari mengkonsumsi 600-700 Kg buah kopi segar (chery).   Dari jumlah itu  diperoleh produk basah sebanyak 80,5 – 95 Kg. Dari jumlah produk basah tersebut setelah dijemur dengan full sun drying diperoleh produk kering sebanyak 40 – 46 Kg dengan kadar air 10,5 – 11 persen.   Sehingga rata-rata produksi kopi luwak per hari per ekor luwak antara 0,2-0,3 Kg. 


Yang perlu diperhatikan untuk menjaga kwalitas mutu kopi luwak tetap istimewa antara lain :

a. Bahan Baku Kopi

b. Binatang Musang/Luwak

c. Makanan Tambahan

d. Pemeliharaan/Perawatan

e. Pengolahan Menjadi Kopi Bubuk Siap Saji.
 
  • a. Bahan Baku Kopi.
    Musang/Luwak sangat menyukai makanan buah-buahan pilihan yang masih segar dan matang sempurna, agar diperhatikan :
    1. Kopi yang diberikan haruslah kopi yang baru petik dari pohon.
    2. Kopi dalam keadaan segar, Merah tua, dan Utuh.
    Cara Memilih :
    -    Petik dari pohon ambil yang merah tua saja
    -    Sortir, pisahkan yang merah kecil, merah ada bintik hitam, merah busuk, merah layu.
    -    Rimbang/masukan kedalam air,  buang yang mengapung.
    -    Masukan kekotak makanan.

    b. Binatang Musang/Luwak
    1.  Penangkapan/penjeratan  memakai kotak.
    2.  Luwak yang sehat, dewasa dan tidak cacat.


    c. Makanan Tambahan
    Berikan makanan yang cukup dan bergizi agar Luwak selalu dalam keadaan sehat dan tahan penyakit.

    d. Pemeliharaan/perawatan
    1. Kandang
    -   Buat sekokoh mungkin agar luwak tidak mudah lepas dari kandang.
    -   Ukuran kandang jangan terlalu kecil, usahakan luwak bisa bergerak secara leluasa.
    - Tempat Kotoran dibuat serapi mungkin untuk memudahkan pembersihan dan pengambilan kopi luwaknya.
    -   Atap kandang harus rapat, tapi berikan celah sinar matahari masuk kedalam kandang, agar kandang tidak lembab.
    - Setiap hari kandang dibersihkan, satu bulan sekali semprot kandang dengan obat pastak untuk membunuh  kutu/binatang darah putih yang hinggap diluwak.
    -   Jangan terlalu sering memindah-mindahkan posisi kandang, akan membuat luwak stress dan panic.
    -  Kandang sebaiknya terpagar Rapat, jauhkan dari kebisingan dan keramaian, untuk keamanan dan kenyamanan luwak.
    -   Jauhkan dari posisi tempat anak-anak, dan binatang peliharaan lainya seperti Anjing, Kucing, Monyet, Kelinci, Ayam dll, karena Luwak binatang buas selain pemakan buah-buahan juga Pemakan daging.

    2. Luwak
    -    Berikan Makanan tambahan yang cukup seperti daging, buah-buahan, Susu dan Suplemen secara teratur.
    -    Jangan paksakan secara terus menerus untuk memakan kopi saja.
    -    Siapkan obat-obatan, Suntikan Rabies dan periksakan secara berkala kepada dokter hewan terdekat.
    -    Mandikan satu minggu sekali agar luwak bersih dan badan selalu segar.
    -    Berikan kasih sayang jangan disakiti.
      

    3. Kopi Luwak dalam bentuk Feces
    -     Kopi  yang baru dikeluar dari perut luwak, dijemur dibawah sinar matahari hingga kering sampai dengan kadar air mencapai 10-11 %.
    -       Hindari Penjamuran karena penjemuran yang kurang baik.
    -       Simpan Prodak ditempat yang kering.



    e.  Pengolahan Menjadi Kopi Bubuk Siap Saji.

    Proses Pengolahan

    Proses pengolahan Kopi Luwak sama dengan Pengolahan Kopi lainnya. Perbeda annya hanya pada proses giling yang digantikan oleh Luwak.
     
    Fermentasi  terjadi di dalam perut Luwak. Biji kopi tercampur dengan  enzim – enzim yang ada dalam perut luwak. Suhu dalam perut luwak membantu proses  fermentasi sempurna. Kedua keistimewaan  ini menghasilkan aroma cita rasa  Kopi  Luwak   yang enak dan khas  disamping  kelebihan lain.  Selanjutnya  dilakukan proses pengolahan  standart  antara lain : pencucian, pengeringan full sun drying, gerbus dan sortasi.


    Alur Proses Pengolahan Kopi Luwak
     V
    Buah Kopi Glondong
     V
    Penggilingan oleh Luwak
     V
    Fermentasi dalam Perut Luwak
     V
    Pencucian
     V
    Penutasan
    Penjemuran Full Sun Drying
     V
    Gudang Kopi HS Kering
     V
    Gerbus Ayak
     V
    Gudang Kopi Pasar (Sudah dipilih)
     V
    Cup Test
     V
    Eksport


      
Previous
Next Post »

6 comments

Click here for comments
21 Juli 2011 pukul 20.46 ×

Mantap juga kopi luwaknya nih, he he.

Reply
avatar
Unknown
admin
16 November 2012 pukul 13.12 ×

kopi luwaknya bisa jadi teman ngeblog yang mantaf nih

Reply
avatar
Unknown
admin
22 Desember 2012 pukul 09.13 ×

numpang ngambil gambar gan

Reply
avatar
3 Januari 2013 pukul 02.48 ×

Sukamto Nuri >> yups,, bilang mantab kalo sudah mencicipi citarasa kopi luwaknya..
Kebetulan disini menjadi sentra kopi luwak. Ada beberapa produsen kopi luwak yang cukup terkenal dan dikenal produknya di manca negara.
Silahkan kunjungi link ini sob http://ratuluwakliwa.blogspot.com/

Reply
avatar
3 Januari 2013 pukul 02.51 ×

Sundul >> iya tuh, gara-gara minum kopi luwak dari sponsor betah nge-blog sampai pagi gak bisa tidur.. hehe

Imam Ahmad >> silahkan sob, asal dipergunakan sebagaimana mestinya, semoga bermanfaat..
Boleh langsung kunjungi blog produsen kopi luwaknya disini http://ratuluwakliwa.blogspot.com/
atau
http://kedaikopiluwakliwa.blogspot.com/

Reply
avatar
Unknown
admin
13 November 2014 pukul 00.03 ×

Lampung memang mantap kopinya,,,rasa cap tambah !!!!!!

Reply
avatar